Lima tahun belakangan ini bisa disebut masa kebangkitan film Indonesia. Para sineas muda dalam negeri juga mulai menunjukan jati dirinya lewat film-film berkualitas.
Nah, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-67, yuk, kita lihat beberapa film Indonesia yang menceritakan peperangan dalam mempertahankan Tanah Air kita ini:
1. Janur Kuning.
Janur Kuning merupakan film produksi tahun 1979 ini layak untuk ditonton. Dulu film ini sering di putar di TVRI. Janur Kuning, merupakan film yang menceritakan tentang kisah peperangan di Yogya yang juga di kenal dengan nama Serangan Umum 1 Maret, dimana terlibat banyak tokoh seperti Soeharto, Jenderal Sudirman dan tokoh-tokoh heroik lainnya seperti Komarudin yang di perankan oleh Amak Baldjun. Film ini mengetengahkan perjuangan fisik di sekitar penyerbuan lapangan udara Maguwo oleh Belanda, dan perebutan kota Yogya yang di pimpin oleh Letkol Soeharto.
2. Bandung Lautan Api.
Film tahun 1974. Bandung Lautan Api salah satu film perjuangan yang dimiliki insan perfilman Indonesia. Kisah berlatar belakang peristiwa 24 Maret 1946 di Bandung yang membuat kota ini seperti lautan Api. Adegan peperangan antara Indonesia-Belanda, juga di bumbui dengan konfilk Nani (Christine Hakim) gadis palang Merah yang menaruh hati pada temannya, namun Nani sendiri di taksir oleh komandan Kompi Hidayat (Dicky Zulkarnaen). Sebuah film perang dengan dibumbui cinta dua anak manusia.
3. Surabaya 45.
Surabaya 45 merupakan film perlawanan heroik pejuang-pejuang Surabaya ketika Belanda mengibarkan bendera Mereka di hotel Yamato namun pemuda-pemuda Surabaya dapat merobek dan menurunkan bendera Belanda dan digantikan dengan Bendera Merah Putih.
4. Nagabonar.
Film berdurasi 95 menit ini digarap sutradara M.T. Risyaf pada 1987. Nagabonar (Deddy Mizwar), adalah seorang pecopet yang mendapatkan kesempatan menyebut dirinya seorang Jenderal di pasukan kemerdekaan Indonesia di Sumatera Utara. Pada awalnya Nagabonar melakukan hal itu hanya sekedar untuk mendapatkan kemewahan hidup sebagai seorang jenderal, akan tetapi pada akhirnya dia menjadi seorang tentara yang sesungguhnya, dan memimpin Indonesia dalam peperangan bersama pasukannya termasuk Kirana (Nurul Arifin), Bujang (Afrizal Anoda), dan Mak (RoldyahMatulessy).
5. Tjoetnya’ Dhien.
Film ini menceritakan tentang pejuang wanita asal Aceh, Tjoet Nya’ Dhien dan bagaimana dia dikhianati salah satu jendralnya , Panglima Laot. Tjoet Nya’ Dhien di buat tahun 1988 distudarai Eros Djarot. Syutingnya memakan waktu sekitar 2,5 tahun dengan menghabiskan biaya sekitar 1,5 milyar rupiah. Dibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet Nya’ Dhien, Piet Burnama sebagai panglima Laot, Rudy Wowor sebagai Snouck Hurgronje dan Slamet Raharjo sebagai Teuku Umar.
6. Merah Putih.
Tentang perjuangan melawan tentara Belanda tahun 1947. Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu),Soerono-Zumi Zola, dan Marius (Darius Sinathrya) adalah lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah Barak Bantir di Semarang Jawa Tengah. Masing-masing mempunyai latar belakang, suku, dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kamp tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali Amir, Tomas, Dayan dan Marius terbunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya di pedalaman Jawa. Disana, mereka menemui strategi untuk mengalahkan banyak pasukan Belanda.
7. Darah Garuda (Merah Putih II).
Mengenai sekelompok kadet heroik yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947. Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka di masa lalu, dan konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama. Keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan Belanda, demi menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai.
Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947. Menembus dalam ke hutan, mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelijen Belanda.
8. Hati Merdeka (Darah Garuda III).
Hati Merdeka adalah seri ketiga dari film trilogi Merdeka, melengkapi film pendahulunya yaitu Merah Putih dan Darah Garuda. Di film ini, kita akan kembali dipertemukan dengan Kapten Amir (Lukman Sardi) dan anak buahnya, Dayan (T Rifnu Wikana) yang sekarang bisu, Tomas (Donny Alamsyah), Marius (Darius Sinathrya), dan satu pejuang wanita, Senja (Rahayu Saraswati).
Masih melanjutkan kisah perjuangan kemerdekaan secara gerilya, dimana pada kisah sebelumnya, mereka kehilangan salah satu anggota kelompoknya ketika menyelesaikan misi yang penting. Kali ini kesetiaan kelompok ini justru kembali diuji secara lebih berat dengan mundurnya pemimpin mereka, Amir.
Nah, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-67, yuk, kita lihat beberapa film Indonesia yang menceritakan peperangan dalam mempertahankan Tanah Air kita ini:
1. Janur Kuning.
Janur Kuning merupakan film produksi tahun 1979 ini layak untuk ditonton. Dulu film ini sering di putar di TVRI. Janur Kuning, merupakan film yang menceritakan tentang kisah peperangan di Yogya yang juga di kenal dengan nama Serangan Umum 1 Maret, dimana terlibat banyak tokoh seperti Soeharto, Jenderal Sudirman dan tokoh-tokoh heroik lainnya seperti Komarudin yang di perankan oleh Amak Baldjun. Film ini mengetengahkan perjuangan fisik di sekitar penyerbuan lapangan udara Maguwo oleh Belanda, dan perebutan kota Yogya yang di pimpin oleh Letkol Soeharto.
2. Bandung Lautan Api.
Film tahun 1974. Bandung Lautan Api salah satu film perjuangan yang dimiliki insan perfilman Indonesia. Kisah berlatar belakang peristiwa 24 Maret 1946 di Bandung yang membuat kota ini seperti lautan Api. Adegan peperangan antara Indonesia-Belanda, juga di bumbui dengan konfilk Nani (Christine Hakim) gadis palang Merah yang menaruh hati pada temannya, namun Nani sendiri di taksir oleh komandan Kompi Hidayat (Dicky Zulkarnaen). Sebuah film perang dengan dibumbui cinta dua anak manusia.
3. Surabaya 45.
Surabaya 45 merupakan film perlawanan heroik pejuang-pejuang Surabaya ketika Belanda mengibarkan bendera Mereka di hotel Yamato namun pemuda-pemuda Surabaya dapat merobek dan menurunkan bendera Belanda dan digantikan dengan Bendera Merah Putih.
4. Nagabonar.
Film berdurasi 95 menit ini digarap sutradara M.T. Risyaf pada 1987. Nagabonar (Deddy Mizwar), adalah seorang pecopet yang mendapatkan kesempatan menyebut dirinya seorang Jenderal di pasukan kemerdekaan Indonesia di Sumatera Utara. Pada awalnya Nagabonar melakukan hal itu hanya sekedar untuk mendapatkan kemewahan hidup sebagai seorang jenderal, akan tetapi pada akhirnya dia menjadi seorang tentara yang sesungguhnya, dan memimpin Indonesia dalam peperangan bersama pasukannya termasuk Kirana (Nurul Arifin), Bujang (Afrizal Anoda), dan Mak (RoldyahMatulessy).
5. Tjoetnya’ Dhien.
Film ini menceritakan tentang pejuang wanita asal Aceh, Tjoet Nya’ Dhien dan bagaimana dia dikhianati salah satu jendralnya , Panglima Laot. Tjoet Nya’ Dhien di buat tahun 1988 distudarai Eros Djarot. Syutingnya memakan waktu sekitar 2,5 tahun dengan menghabiskan biaya sekitar 1,5 milyar rupiah. Dibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet Nya’ Dhien, Piet Burnama sebagai panglima Laot, Rudy Wowor sebagai Snouck Hurgronje dan Slamet Raharjo sebagai Teuku Umar.
6. Merah Putih.
Tentang perjuangan melawan tentara Belanda tahun 1947. Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu),Soerono-Zumi Zola, dan Marius (Darius Sinathrya) adalah lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah Barak Bantir di Semarang Jawa Tengah. Masing-masing mempunyai latar belakang, suku, dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kamp tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali Amir, Tomas, Dayan dan Marius terbunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya di pedalaman Jawa. Disana, mereka menemui strategi untuk mengalahkan banyak pasukan Belanda.
7. Darah Garuda (Merah Putih II).
Mengenai sekelompok kadet heroik yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947. Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka di masa lalu, dan konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama. Keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan Belanda, demi menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai.
Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947. Menembus dalam ke hutan, mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelijen Belanda.
8. Hati Merdeka (Darah Garuda III).
Hati Merdeka adalah seri ketiga dari film trilogi Merdeka, melengkapi film pendahulunya yaitu Merah Putih dan Darah Garuda. Di film ini, kita akan kembali dipertemukan dengan Kapten Amir (Lukman Sardi) dan anak buahnya, Dayan (T Rifnu Wikana) yang sekarang bisu, Tomas (Donny Alamsyah), Marius (Darius Sinathrya), dan satu pejuang wanita, Senja (Rahayu Saraswati).
Masih melanjutkan kisah perjuangan kemerdekaan secara gerilya, dimana pada kisah sebelumnya, mereka kehilangan salah satu anggota kelompoknya ketika menyelesaikan misi yang penting. Kali ini kesetiaan kelompok ini justru kembali diuji secara lebih berat dengan mundurnya pemimpin mereka, Amir.
Film adalah media visual yang tepat membangkitkan patriotisme perjuangan bangsa. Sepertinya masih akan lahir sineas-sineas kita yang konsen terhadap paham kebangsaan dalam bingkai kebhinekaan.